Jumat, 03 April 2009

Sudah Optimalkah Pelayanan Kita

Sejak tahun 2005 lalu Departemen Keuangan telah melalukan Reformasi Birokrasi guna menciptakan Good Governance dibidang keuangan negara dengan mempermudah layanan kepada masyarakat guna menciptakan pelayanan prima. Karena hal itulah Direktorat Jenderal Perbendarahan yang merupakan satu dari beberapa instanti yang berada di bawah Departemen Keuangan mulai berbenah diri dengan menjadikan beberapa Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang merupakan unjung tombak dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan karena kantor inilah yang secara langsung akan berhubungan dengan masyarakat guna melakasanakan tugas dan fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam penyaluran dana APBN. Sehingga sangat tepat jika diberi kesempatan untuk mengaplikasikan pelayanan prima seperti yang diharapkan.

Sepertinya namanya KPPN yang mempunyai tugas pokok pelayanan, harus sadar betul dengan tugas yang diembannya. Sehingga harus mengubah paradigma yang dulu pernah berkembang di masyarakat dimana pemerintah, dalam hal ini KPPN diposisikan lebih tinggi daripada rakyat atau bahkan mungkin berperilaku seolah – olah pemerintahan adalah sistem yang tertutup "tidak butuh siapa – siapa" maka kini menjadi pemerintah dan rakyat memiliki posisi yang setara. Perubahan paradigma ini juga harus di ikuti dengna perubahan cara komunikasi dimana yang dulunya kebanyakan komunikasi satau arah yaitu pemerintahan kepada masyarakat, maka sekarang harus komunikasi yang interaktif dan transaksional. Dimana dalam pemerintahan harus ada Public Relationnya (PR) agar dapat mencapai tujuan telah ditetapkan oleh organisasi yaitu pelayanan prima.

KPPN sebagai pilot project pelayanan prima maka sudah selayaknya harus meningkatkan kualitas layanannya dari yang sudah ada, agar layanan yang dilakukan bisa memuaskan semua pihak teruatama masyarakat yang menjadi penerima jasa layanan KPPN. Agar bisa meningkatkan kualitas layanan, KPPN harus tahu faktor-faktor yang mempengaruhi suatu pelayanan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan prima antara lain :

1. Pemberi Layanan yaitu pejabat / pegawai instansi pemerintah atau swasta yang melaksanakan tugas dan fungsi dibidang pelayanan Penerima Layanan. Disini yang bertindak sabagai pemberi layanan adalah KPPN yang merupakan kepanjangan pemerintah. Agar dalam pemberian pelayanan prima kepada masyarakat KPPN harus menempatkan individu yang mau memberikan pelayanan setulus hati. Karena dengan pelayanan setulus hati pelayanan yang kita berikan pada masyarakat akan selalu prima. Dr. Patricia Patton dalam bukunya Service With Emotional Quotient menyebutkan bahwa pelayanan sepenuh hatilah yang bisa membedakan kualitas pelayanan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Menurut Dr. Patricia Patton diperlukan tiga paradigma pengikat yang bisa menjadikan pelayanan biasa yang kita lakukan menjadi istimewa.

Bagaimana kita memandang diri sendiri
Sebelum kita dapat menghargai orang lain, kita perlu memberikan perhatian dan penghargaan pada diri sendiri: pada kemampuan kita, pada pengetahuan kita, pada keterampilan kita, dan pada penampilan kita. Jika kita sudah bisa menghargai diri sendiri, sebagai pribadi yang istimewa, maka kita akan membangun motivasi dan rasa percaya diri yang tinggi untuk menghasilkan yang terbaik bagi orang-orang di sekitar kita.

Bagaimana kita memandang orang lain
Kita perlu melakukan hubungan yang emosional secara positif dengan orang-orang yang berhubungan dengan kita dan dengan apa pun yang kita kerjakan. Kita tidak boleh meremehkan ataupun menganggap mereka rendah. Sebaliknya, kita perlu menghargai keberadaan mereka.

Bagaimana kita memandang pekerjaan
Selain menghargai diri sendiri, dan orang lain, kita juga perlu menghargai pekerjaan ataupun bisnis yang kita lakukan. Jadi, kita perlu memilih bisnis ataupun pekerjaan yang kita anggap penting dan khusus. Dengan cara pandang seperti ini kita dapat menambah nilai pekerjaan kita dengan melakukan pekerjaan tersebut dengan sepenuh hati dan penuh perhatian.

2. Prosedur Kerja adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain, sehingga menunjukan adanya urutan tahapan secara jelas dan pasti serta cara-cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian suatu bidang tugas. Dalam prosedur kerja ini harus di tetapkan suatu Standart Operating Procedur (SOP) agar setiap pegawai tahu tugas masing-masing dan alur kerja yang harus mereka kerjakan agar tidak terdapat keraguan dan kerancuan dalam pelaksanaan tugas.

3. Sarana dan Prasana, dapat dikatakan bahwa kualitas pelayanan yang tinggi harus didukung oleh sarana dan prasarana pelayanan yang lengkap. Sarana dan prasarana berfungsi untuk memudahkan pelayanan, memberikan kecepatan pelayanan yang lebih tinggi, menciptakan keakuratan dan kehandalan serta kejelasan informasi yang seharusnya dicatat yang hasil akhir bermuara pada efesiensi dan efektivitas pelayanan. Faktor sarana pelayanan ini secara garis besar dibedakan dalam :
a. Sarana kerja, yaitu peralatan yang digunakan untuk memberikan pelayanan
b. Fasilitas pelayanan, yaitu berbagai fasilitas yang dipergunakan dalam memberikan pelayanan antara lain fasilitas ruangan, telepon umum, alat panggil dan lain sebagainya.

Setelah semua faktor-faktor yang mempengaruhi suatu pelayanan prima terlah berjalan sesuai dengan prosedur yang ada maka kita harus mengukur kualitas layanan kita, apakah sudah prima atau belum? Untuk mengukur kualitas layanan, kiita harus tau betul unsure-unsur yang digunakan dalam pengukuran kualitas layanan. Suatu layanan bisa dikatakan bermutu jika :
1. Memenuhi standar waktu, tempat, biaya, kualitas dan prosedur yang ditetapkan untuk penyelesaian setiap tugas dalam pemberian pelayanan.
2. Memuaskan pelanggan artinya bahwa setiap keinginan orang yang menerima pelayanan merasa puas, berkualitas dan tepat waktu dan biaya terjangkau.

Nah setelah kita tahu factor-faktor yang mempengaruhi suatu layanan dan unsur-unsur penilainya, maka sekarang tugas kita menilai apakah layanan yang kita berikan sekarang ini merupakan layanan yang bermutu dan prima atau belum? Kalau memang belum mencapai tahap bermutu dan prima harus diadakan evaluasi agar ditemukan akar masalahnya lalu kemudian mencarikan solusi yang tepat agar layanan kita benar-benar bermutu dan prima, demi menciptakan God Governance di bidang keuangan sebagaimana tujuan diadakannya Reformasi Birokrasi.


sumber : dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda Pengunjung ke :

Website counter