Selasa, 07 Juli 2009

Diantara empat wanita

Cukup sampai disini, aku harus mengakhiri semua ini dengan memilih salah satu diantara mereka atau malah harus melupakan mereka semua, agar aku bisa terbebas dari belenggu cinta yang selama ini mengurungku dalam kebingungan dan ketidakpastian ini. Susah memang kalau aku harus memilih satu diantara mereka karena masing-masing punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan lagi apakah nanti mereka yang tak terpilih akan ikhlas dengan keputusanku ini? Arggghhhh….aku semakin bingung dengan keadaan ini. Tapi aku harus milih satu diantara mereka atau malah kutinggalkan saja semua dan aku mencari orang lain di luar mereka berempat, agar semua tidak ada yang merasa menang?.

Inilah hal yang sekarang hampir selalu menghiasi lamunan sebelum tidur malamku. Apalagi semenjak orang tuaku sering bertanya “kapan kamu akan nikah nak?, kamu sekarang sudah bukan anak kecil lagi, sudah selayaknya kamu mempunyai pendamping hidup yang bisa memberikan cinta dan kasih sayang dalam mengarungi kehidupan ini”. Yang membuat pikiranku semakin penuh dan lelah setelah seharian menjalankan rutinitas yang sama dan hampir saja membunuhku dalam kebosanan. Tapi beruntung teman-teman di kantor pada asyik dan saling mengerti satu sama lain sehingga suasana kantor bisa lebih hidup tidak hanya sekedar tempat kerja saja, tapi sekaligus ajang berkreasi.

Sebenarnya aku termasuk orang yang tabu dan belum berpengalaman dalam masalah percintaan ini. Kenalanku dengan keempat wanita itu bisa dikatakan hanyalah hal yang serba kebetulan saja. Seperti saat pertemuanku dengan Elin, wanita beparas cantik dan berkulit putih bersih serta tinggi semampai dengan rambut hitam lurus terurai sampai di bahu menambah kecantikan yang memang dia warisi dari kedua orang tuanya. Gimana dia tidak mewarisi kecantikan ibunya yang merupakan wanita asli sunda, dan juga ayahnya yang orang sunda juga dan menjadi guru di SMA tempatnya menamatkan pedidikan menengahnya.

Elin, wanita yang memikat hatiku itu pertama kali bertemu saat aku baru saja menikmati liburan bersama teman-teman kantor di daerah cisarua bogor. Waktu itu aku dan teman-teman lagi merayakan kesuksesan karena target penjualan kantor kami melebihi quota yang telah ditetapkan sehingga dari pihak perusahaan memberikan bonus berupa liburan selama 2 hari di daerah cisarua bogor. Awalnya sih aku tidak begitu memperhatikan dia, karena aku dan teman-teman sedang asyik menikmati keindahan alam cisarua ini. Namun ada angin apa yang membuat mataku tertuju kearah sosok wanita yang berparas cantik berkulit putih bersih yang sedang asyik berfoto ria. Tanpa kusadari ternyata diapun membalas pandanganku, seketika itu akupun tertunduk takut dan sekaligus malu.

Kucoba mengumpulkan sepenuh tenaga yang kumiliki sebelum akhirnya kuberanikan diri untuk menyamperinya. Tak disangka dan tak diduga ternyata orangnya welcome saat aku ulurkan tangan untuk berkenalan. Diapun tersenyum menahan tawa saat aku sebutkan namaku yang memang hanya terdiri dari enam suku kata saja. Setelah berkenalan, kitapun terlibat perbincangan seru karena ternyata dia dan aku mempunyai kesamaan yaitu sama-sama menyukai Moto GP. Kitapun membahas banyak hal tentang Moto GP sampai-sampai aku lupa kalau aku datang kemari bersama dengan rombongan teman sekantorku. Dan benar saja ternyata rombonganku sedang kebingungan mencariku, karena aku lihat HP yang ada disaku celanaku ada puluhan panggilan yang tidak terangkat dan sms blum terbalas yang kesemua berasal dari teman-temanku. Bukannya aku malas mengangkat telepon dan membalas sms dari mereka, tapi lebih disebabkan karena sedari tadi HP aku berikan motif silent jadi ga tau kalau ada telpon dan sms yang masuk.

Setelah aku telepon temanku dan mengabarkan posisiku, maka aku putuskan untuk menyudahi pembicaran. Namun sebelum meninggalkan dia, tak lupa aku minta nomor telpon yang bisa dihubungin, dengan harapan sapa tau kalau pas ke sini lagi bisa janjian untuk ketemuan. Akhirnya nomor telponnyapun aku dapatkan lengkap dengan alamat rumahnya sekalian. Dan sejak pertemuan itu hubungan silaturahmi kitapun masih tetap terjalin sampai sekarang bahkan semakin dekat aja.

Wanita kedua yang mengisi relung hatiku adalah wanita muda yang smart, lincah dengan segala aktifitasnya yang seabreg, tapi tetap bisa dia selesaikan dengan rapi dan tepat waktu. Akupun heran dengan wanita mungil yang mempunyai perawakan kecil karena kalau ga salah tingginya cuma sekitar 155 sentimeter. Wanita bernama Lisa yang mempunyai mata indah dengan wajah oval dan rambut hitam pendek yang membuatnya kelihatan anggun dengan balutan baju bermotif bunga saat pertama kali aku ketemu dia di kampus tempatku mengenyam pendidikan untuk meraih gelar sarjana.

Awalnya akupun tidak peduli dengan dia, tapi karena melihat prestasi dan cara bergaulnya di kampus benar-benar membuatku tergila-gila padanya. Gimana tidak tergila-gila, walaupun bisa dikatakan bahwa dia berasal dari keluarga yang berada tapi dia rela mengambil kelas ekstensi yang kebanyakan diisi orang-orang kerja yang ingin melanjutkan pendidikan guna mendapat gelar sarjana guna meningkatkan penghasilan di kantor mereka masing-masing. Selain itu diapun mempunyai sebuah usaha yang sudah dirintisnya sejak masih duduk dibangku SMA dan juga dia tidak sungkan bergaul dengan siapapun juga.

Pernah suatu ketika di semester awal aku tidak mengerti tentang pelajaran pengantar akuntansi, dan dengan tanpa malu akupun sering bertanya kepada dosen pengampu mata kuliah tersebut, sampai-sampai teman satu kelas menyebutku mr. question. Entah karena kasihan atau apa aku juga ga tau, setelah mata kuliah pengantar akuntansi selesai diapun datang menghampiriku dan menawarkan bantuannya jikalau aku ada kesulitan dalam mata kuliah ini. Dengan semangat akupun datang ke rumahnya jika aku merasa kesulitan dalam memahami mata kuliah pengantar akuntansi ini. Berawal dari sering belajar bersama itu akhirnya benih-benih cinta dalam diriku. Namun sampai detik inipun dia belum tau kalau aku menaruh hati padanya, karena aku belum berani mengungkapkannya.

Selain kedua wanita diatas, masih ada dua wanita lagi yang mengisi relung hatiku. Wanita yang satu ini bernama Nurhidayati yang biasa dipanggil dengan Ida. Ida merupakan temanku sejak SD dan sekaligus motivatorku untuk sukses agar aku bisa mempersuntingnya, karena dia berasal dari keluarga yang sangat dihargai dikampungku, jadi menurutku aku harus sukses dulu agar bisa mendapatkannya. Idapun tak kalah cantik dari kedua wanita yang lebih dulu mengisi relung hati.

Ida, wanita dengan wajah oriental dengan rambut panjang tergerai ditambah dengan lesung pipi yang selalu menghiasinya setiap kali dia tersenyum ramah kepada setiap orang yang menyapanya. Kini dia kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di ibukota propinsi tempatku bekerja. Ida sendiri pernah bilang dia mengambil jurusan komunikasi bisnis dan telah memasuki semester 6 saat ini. Sebenarnya hampir setiap hari aku bisa ketemu dengannya, karena kebetulan kos-kosanku sama kos-kosan dia beda beberapa rumah saja. Tapi mungkin karena kesbukan masing-masing jadi kita jarang ketemu.

Dan wanita terakhir yang mengisi relung hatiku bernama Irma. Gadis asli semarang yang mempunyai tinggi semampai dengan jilbab yang selalu menutup kepalanya namun tak mengurangi kecantikannya, bahkan menambah pesona yang ada dalam dirinya. Irma merupakan gadis yang mandiri, dimana dia bekerja untuk mencukupi keperluan sehari serta kuliahnya yang sekarang udah hampir selesai tinggal menyusun Tugas Akhir saja.

Sama seperti wanita sebelum-sebelumnya, akupun ketemu dengan dia tanpa disengaja saat itu aku dipercaya oleh perusahan mengurusi tempat dan komsumsi dalam acara peluncuran produk terbaru kami. Pagi itupun aku lansung merluncur ke arah simpang lima menuju hotel grand santika untuk memesan tempat serta komsumsi dalam rangka peluncuran produk terbaru kami. Setelah bertemu dan melakukan negosiasi untuk menetapkan kesepakatan harga dengan EO yang menangani acara tersebut. Maka transaksi dilanjutkan dengan membayar sejumlah uang muka di kasir. Di sinilah aku mulai mengenal Irma, wanita yang membuatku bingung untuk menentukan pilihan.

2 komentar:

  1. Weh, hebat...
    Liyane golek siji wae angel malah iki papat

    BalasHapus
  2. Namanya juga cerpen pak, cerita imajinasi yang ada di dalam pikiran aja pak, kalaupun nyata juga mumet kayaknya cari solusinya, hehehe

    BalasHapus

Anda Pengunjung ke :

Website counter