Rabu, 18 Februari 2009

**The Penomena Ponari Sweat**

Akhir-akhir ini sering kita denger pemberitaan di media masa baik itu media cetak maupun media elektronik tentang Ponari dan batu ajaib miliknya yang konon katanya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Dimana katanaya awal mula penemuan batu itu berawal ketika anak yang baru kelas dua sedang asyik-asyik bermain di saat hujan keras dimana tiba-tiba ada petir yang menymbar dirinya dan ketika sadar dirinya menemukan batu yang memerah di bawah kakinya.

Dan katanya juga awal mula si dukun cilik itu bisa menyembuhkan penyakit berawal ketika ada salah satu anak tetangganya yang sedang sakit demam lalu diberi minum air putih yang sudah dicelupin batu miliknya secara mengejutkan berangsur-angsur sembuh. Dari situ kabar cepat tersebar sampai ke seluruh jombang bahkan sampai di luar jombang dan sekarang sudah ke seluruh Indonesia. Kabar tentang adanya dukun cilik dengan batu ajaib yang bisa menyembuhkan membuat orang berbondong-bondong untuk datang ke tempatnya si dukun cilik tersebut.

Bahkan menurut pemberitaan media, pasiennya mencapai ribuan setiap harinya bahkan ada yang sampai menginap agar bisa mendapatkan tuah dari batu ajaibnya si dukun cilik Ponari. Karena saking banyaknya pasien yang ingin berobat, sampai-sampai ribuan orang yang sedang antri tidak bisa dikendalikan sehingga menimbulkan korban meninggal empat orang karena tak kuasa berdesak-desakan dengan pasien lain.

Karena kejadian itulah pengobatan ala dukun cilik ponari untuk sementara dihentikan sampai batas yang belum ditentukan. Di tengah ketidakpastian akan dibukanya kembali pengobatan dukun cilik ponari, para pasien yang sudah terlanjur membeli tiket dan mengantri lama mulai putus asa.

Untuk mengobati rasa putus asa karena tidak memperoleh air yang dicelupin batu ajaib milik dukun cilik ponari, para pasien itu mencari apapun yang berhubungan dengan ponari. Dari air sumur bahkan ada yang rela mengambil lumpur yang ada disaluran pembuangan di rumah yang digunakan si dukun cilik untuk praktek.

Nah, yang ga bisa dimengerti mengapa mereka yang tidak mendapatkan air celupan batu ajaibnya Ponari sampai hati mengambil lumpur di saluran pembuangan di rumah Ponari? Apa karena keputusasaan karena penyakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh-sembuh atau karena lemahnya iman kita sampai-sampai percaya benar dengan keajaiban batunya Ponari ketimbang kepada Sang Ilahi Robbi yang memiliki bumi, langit serta semua yang ada di dalamnya.

Kenapa hal seperti ini bisa terjadi? Siapa yang patut disalahkan? Sebenarnya kita ga perlu mencari yang salah siapa, tapi seharusnya kita menginstrospeksi diri seperti apa sesungguhnya kita ini? Apakah kita memang sudah menyerahkan semuanya kepada Sang Ilahi Robbi dimana Kepada-Nyalah kita semua akan kembali. Saya jadi prihatin dengan keadaan ini, dimana masyarakat kita sudah tidak mempercayai Tuhannya sendiri, malah lebih percaya pada batu ajaibnya Ponari. Saya takut kalau tindakan saudara-saudara kita akan menjurus ke arah syirik dosa yang tidak termaafkan. Lebih takutnya lagi, kalau memang hal yang saya khawatirkan itu terjadi maka sesungguhnya Azab Allah itu lebih kejam. Naudzubillah mindzalik. Semoga saudara-saudara kita yang sendang berusaha mencari kesumbahan penyakitnya dengan datang ketempatnya si dukun cilik ponari tidak sampai terjerumus kejurang syirik dan kita semua menjadi orang yang tetap berpegang teguh pada tali agama Allah….amin..

2 komentar:

  1. lemahnya pendidikan dan pengetahuan dari masyarakat serta sistem yang kurang mendukung membuat masyarakat mencari jalan pintas untuk menyelesaikan permasalahan hidupnya.....

    BalasHapus
  2. Bingung cari yang disalahkan... kebutuhan pokok masyarakat secara umum sbenarnya sangat sederhana, kesehatan, Pekerjaan+Makan, tempat tingal.

    Nah, kalau untuk mendapatkan pelayanan kesehatan saja harus melalui prosedur dan biaya yang tidak tertanggulangi oleh keadaan keuangan mereka... ya jalur alternatif semacam ini yang ditempuh masyarakat kelas bawah, meski ada beberapa peserta antrian adalah dari kalangan atas juga.

    Didukung lagi budaya yang sudah "terserap" sejak kecil, semisal ritual2 adat yang dianggap suci dan warisan leluhur oleh sebagian kalangan, hal ini sedikit banyak menjadi saah satu faktor selain faktor susah nya pelayanan kesehatan diatas

    BalasHapus

Anda Pengunjung ke :

Website counter