Selasa, 17 Februari 2009

~_~ tiara ~_~

pergi....,pergi jauh dariku....,jangan datang lagi dalam kehidupanku...,hubungan kita cukup sampai disini, ku tak mau kau lukai lagi hati ini..

yach itu, serangkaian kata yang dia ucapkan saat rio bertandang kerumahnya. sebenarnya Rio orangnya sangat santun, rupawan yang membuat setiap wanita akan bertekuk lutut dihadapannya, begitu kuat magnet dalam diri Rio sampai-sampai kakakku Tiara yang begitu keras hatinya bisa takluk dalam pelukannya.

Berawal dari hajatan seorang teman yang lagi mengadakan resepsi pernikahan si suatau hotel di bilangan Jakarta Pusat. Sebenarnya hampir saja aku tidak bisa menghadiri acara tersebut karena ada pekerjaan yang belum selesai. kebetulan hari itu aku begitu sibuk di kantor karena ada proposal yang sudah deadline dan harus diselesaikan agar tender bisa berjalan dengan lancar.

sudah menjadi rahasia umum kalau seorang karyawan di sebuah perusahaan developer harus bisa bertindak cepat dan cekatan agar bisa bersaing dengan karyawan lain, selain itu biar perusahan bisa mendapatkan job yang rkualiafied dan berkesinambungan agar roda perusahan bisa tetap beputar.

malam itu sekitar pukul 7.30 malam tiba-tiba ponselku berbunyi nyaring di laci tempatku sedang sibuk mengedit proposal yang akan di jadikan bahan dalam penawaran tender senin lusa. karena sangat sibuknya aku tidak menghiraukan bunyi dering ponsel yang agak melo karena kebetulan nada dering dalam ponselku di setting lagu melo sehingga semakin menenggelamkanku dalam kesibukan. setelah beberapa kali dering ponsel berbunyi akhirnya aku sadar juga, itupun gara-gara temen sekantor yang duduk sebelahku merasa terganggu akan dering ponselku yang ntah sudah berapa kali berbunyi menyuruhku agar mengangkat telpon itu agar tidak mengganggu konsentrasi yang lain.

setelah kubuka laci meja kerjaku, langsung aja kupegang ponsel dengan tangan kiriku sementara tangan kananku masih setia dengan mouse yang semakin turun kebawah menyeleksi bagian-bagian proposal yang layak untuk di edit agar tampak lebh rapi dan bagus. sambil perhatian masih tertuju pada layar komputer yang ada di depanku kucoba mengangkat telpon.
seteleh kutekan tombol yes akhirnya kudengar suara seorang cewek dari seberang sana dan dengan spontan aku bertanya :
"Hallo, Assalamu'alaikum, ini siapa ya?" (tanyaku pelan)

"Adek kurang ajar, masak sama suara kakaknya sendiri lupa!" (keras suara kakak Tiara memekakan telingan sampai-sampai kutarik menjauh ponsel dari telingaku)

"ma..ma..ma..maaf kak?,"
"aku ga tau kalau kakak yang telpon coz aku ga liat pas angkat telpon tadi".(ku pelankan suaraku agar kakakku yang tempramen tidak tambah marah)

"oh iya ada apa kak malam-malam begini telpon?" (tanyaku pelan padanya)

(masih dengan nada agak kesal dia menjawab)" kamu lupa kalau malam ini acara resepsinya Anton teman SMA kamu?"
"ini aku dah nunggu dari tadi, katanya kamu mau berangkat sama-sama."

"Astagfirullah..." (lirih suara dalam hati)
"iya kak aku lupa kalau hari ini hari sabtu", tunggu sebentar aku selesaikan pekerjaanku dulu, kebetulan tinggal 2 halaman lagi yang harus aku periksa, paling setangah jam lagi aku sampai dumah."(cepat-cepat aku gerakkan kebawah mouse yang sedari tadi masih setia menempel di tangan kananku, sampai kehalaman yang terakhir)

"ya udah aku tunggu disini, jangan telat ya? ni dah larut malam ntar keburu kelar acaranya"
"Assalamu'alaikum."klik..(jawabnya datar sambil menutup telpon)

"Wa'alaikumsalam" (jawabku juga dengan datar)

secepatnya ku taruh ponselku kedalam saku baju garis-garis yang baru saja aku beli pas gajian bulan kemarin, dengan cekatan aku segera membereskan berkas-berkas yang masih berserakan di meja kerjaku. kurapikan satu persatu sampai tidak ada lagi berkas yang yang tertinggal,karena kalau ada yang tertiggal dijamin pagi harinya sudah tidak ada, maklum Cleaning Servis yang bertugas membersihkan ruanganku agak kurang perhatian terhadap berkas yang ada di meja, pokoknya berkas apapun yang ada di meja pasti akan segera di bereskan tanpa pernah membaca dulu apa kira-kira berkas ini masih di perlukan atau tidak.

setelah semua tersimpan rapi dalam laci meja kerjaku , segera kuambil jaket hitam yang selalu setia menemaniku mehghadang dinginnya pagi dalam malam udara jakarta. segera setelah jaket menempel di badan aku langsung menuju tempat parkir dimana mobil toyota kijang kapsul hasil jerih payahku selama ini setia menanti dan mengantarku kemanapun aku pergi. keluar dari tempat parkir kulihat suasana malam di jakarta yang mulai bergeliat. banyak para orang-orang kantoran yang baru mulai pulang karena untuk menghindari macet mereka sengaja pulang agak malam, tapi apaboleh buat ternyata yang berpikiran seperti mereka tidak cuma satu atau dua orang saja, tapi melaiankan hampir lima puluh persen punya pemikirna yang sama sehingga malam haripun jalanan jakarta masih tetap aja padat.

dalam perjalanan aku berpikir tentang Anton teman SMAku sambil mengenenang masa lalu dimana Tina gadis yang menjadi teman hidupnya saat ini,adalah gadis yang dulu pernah singgah di hatiku tanpa dia sadari karena aku masih belum berani mengutarakan perasaanku saat itu padanya.aku ga tau kenapa rasa itu dulu pernah muncul dalam relung hatiku, atau mungkin karena tempat dudukku yang sebangku dengan tina sejak kelas 1 sma samapi kita lulus itu yang menjadikan lama-kelamaan rasa itu muncul.ah gak taulah (tepisku dalam hati) tapi apapun itu yang jelas jadi masa lalu, sekarang dia menajadi bidadari temanku.

tak terasa hampir setengah jam perjalanan akhirnya aku sampai di depan pintu rumah, kulihat kakaku berdiri menunggu mungkin sambil menggerutu dalam hatiku, kenapa sampai lupa acara resepsinya Anton dan membuatnya harus menunggu agak lama biar bisa berangkat sama-sama.
sesampai di depan rumah kulangsung turun dan menuju pintu rumah.

sambil kulepas jaket hitamku ku ucapakan salam kepada kakak yang sedari tadi sudah menunggu

"Assalamu'alaikum" (sapaku pelan)

"Wa'alaikumsalam" (jawabnya sambil menatapku dengan sedikit amarah)
"ayo kita langsung berangkat, dah telat nih..." (pintanya padaku)

"tunggu dulu kak, cuci muka ma ganti dulu biar keliatan segar" (jawabku sambil langsung nyelonong kedalam) memang karena terburu-buru di kantor aku ga sempat cuci muka dulu seperti kebiasaanku dihari-hari biasa sebelum pulang meninggalkan kantor.

beberapa menit kemudian aku udah ada di belakang kakakku yang masih setia berdiri di samping pintu sambil melihat kendaraan yang berlalu lalang di depan rumah,kucoba sadarakan dia dari lamunan dengan menepuk pundaknya dari belakang. diapun tersentak dan dengan refleks dia langsung menoleh kebelakang sambil bertanya " kita berangkat sekarang?" (tanyanya sambil mengambil tas tangannya yang ada di meja tamu teras kami)

"iya ayo kita berangkat sekarang" (jawabku mantab)

dengan segera aku dan dia bergegas masuk kedalam mobil, dan dengan "bismillah" aku nyalakan mobil dan langsung melesat menuju Hotel tempat digelarnya acara resepsi Anton.

Akhirnya kami sampai juga di tempat resepsi, kami berdua masuk bersama-sama seperti sepasang kekasih. iya memang usiaku sama kakakku tidak berbeda jauh kira-kira kakakku 2 tahun lebih tua dariku jadi wajar kalau kami jalan bersama banyak orang yang mengira kami lagi pacaran.

sesampinya didalam hotel kulihat ruangan sudah penuh sesak dengan para tamu undangan dan secara aku langsung mencari-cari sosok Anton dan Tina yang mempunyai hajatan ini untu menyampaikan ucapan selamat. tak lama kau mencari akhinya ku temukan juga sosok Anton yang di balut kemeja hitam dengan dan Tina dengan gaun putihnya yang menawan.peluk tubuh Anton sambil berbisik pelan ditelinganya "selamat ya kamu sudah mendapatkan kembang kelas kita, kuharap kau tidak menyia-nyiakannya"
"terimakasih, pasti...pasti akan kujaga baik-baik bidadariku itu" (jawabnya sambil berbisik ditelingkU)

selesai dia berbisik langsung kulepaskan pelukanku dan aku langsung berjalan menuju Tina yang sedang berasyik ria dengan kakakku untuk menyampaikan selamat juga.

setelah sedikit mengobrol kami berdua dipersilahkan untuk mencicipi makanan yang sudah disediakan.langsung aja ku ajak kakakku tuk menyanyap hidangan yang tersedia, kebetulan karena kesibukanku tadi aku belum sempat makan malam. dengan cepat kuambil piring lalau kuisi dengan berbagai macam makanan agar cacing diperutku ga pada demo lagi.

sementara aku menikmati hidangan yang sudah aku ambil, kakakku Tiara berkeliling melihat-lihat sekeliling. tanpa sengaja dia melihat seorang fotographer yang sedang memainkan kameranya untuk mengabadikan acara resepsi malam ini. lama kakakku memandanginya ntah sambil melamun atau gimana kakakku sampai ga sadar kalau sang fotographer yang dipandanginya sedari tadi sekarang sedang sibuk mengambil gambarnya. setelah puas mengambil gambar, akhirnya sang fotographer menepuk pundak kakakku yang otomatis mebuyarkan semua lamunan kakakku.

dengan pelan sang fotographer itu menyodorkan tangannya ke kakakku mengajaknya untuk berkenalan.
dengan santun sang fotographer memperkenalkan diri "kenalkan, saya Rio temennya Anton"
sambil menutupi malunya kalau lamunannya tadi kakakku menyodorkan tangannya juga sambil berkata "saya Tiara, temennya Anton juga".

begitulah awal pertemuan mereka, karena sama-sama temennya Anton meraka bahan yang di perbincangkan dalam acara resepsi itu, dari hal-hal tentang Anton sampai hal yang berbau politik mereka perbincangkan. semakin larut, obrolan mereka tampak makin aayik.

aku yang sedari tapi menikmati hidangan dan berbekeliling-keliling mencari temen-temen waktu SMA dulu, meresa sudah kelelahan karena kesibukan di kantor tadi. kucoba melirik jam tangan yagn ada di tanganku, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. ku bergegas untuk mencari kakakku untuk segera pamit pulang untuk mengistirahakan badanku telah aku forsir seharian tadi.

disalah satu sudut meja kutemukan sosok kakakku sedang bersama dengan seorang laki-laki yang gagah dan menawan.kudekati mereka dan ku tarik tangan kakakku sambil berbisik "kak, udah jam sepuluh nih, udah larut aku capek mau istirahat?" (rengekku padanya)
"iya..iya kita pulang, tunggu bentar aku tak pamitan dulu ma temen baruku kamu tunggu di tempatnya Anton sekalian pamitan" (jawabnya padaku sambil berbisik pula)

aku pun langsung menuju tempat dimana Anton dan Tina lagi sibuk menyalami tamu yang mau pamitan pulang juga. sesampinya disana tak lama kemudian kakakku menyusul,aku pun segera pamit sama Anton dan Tina.

setelah pamitan aku dan kakakku segera bergegas menuju mobil untuk segera pulang ke rumah.
dalam perjalanan aku liat kakakku senyum-senyum sendiri seperti orang yang lagi jatuh cinta.
iseng aku bertanya " Kak' ada apa sih kok senyum-senyum sendiri?""
"ga ada apa-apa kok, cuma tadi aku ketemu ma orang yang baik aja"

"ga ada apa-apa kok senyum-senyum sendiri? jangan-jangan jatuh cinta pada pandangan pertama nih?" (jawabku sambil menggoda)

"ah kamu ni bisa aja, masak baru ketemu sekali dah jatuh cinta" (jawabnya megelak, tapi raut mukanya mengisyaratkan lain ada secercah cinta dipelupuk matanya


tak terasa akhirnya kami sampai rumah juga, segera kumasukkan mobilku kegarasi dan aku langsung kekamar mandi untuk gosok gigi sebelum tidur untuk mengsitirahatkan tubuhku yang sedari pagi blum istirahat.

sementara aku tidur pulas dalam kecapekanku dikamar sebelah, kakakku lagi berasyik masyuk smsan dengan lelaki yang baru dikenalnya di resepsi tadi.


ternyata setelah pertemuan itu kakakku dan Rio jadi sering ketemuan. setelah saling mengenal beberapa bulan lamanya akhirnya Rio berani datang kerumah dan waktu itu pula Rio menyampaikan apa yang dirasakannya selama ini. bagai pepatah lama "pucuk dicinta ulampun tiba", gayungpun bersambut,ternyata kakakku juga merasakan rasa yang sama serperti apa yang Rio rasakan.


sebulan pertama hubungan mereka tampak sangat harmonis, seperti banyak orang bilang kalau lagi jatuh cinta semua kelihatan indah. dua bulan berlalu hubungna mereka tampak semakin harmonis,banyak canda dan tawa ketika meraka sedang berdua diruang tamu. menjelang tiga bulan mulai ada kerikil kecil yang meyertai perjalanan cinta mereka. mungkin karena kekuatan cinta mereka, kerikil-kerikil kecil yang ada bisa mereka atasi berdua.

begitu mereka bisa mengatasi masalah demi masalah hubungan merekapun semakin lengket dan ada indikasi untuk dilanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, mengingat usia mereka bisa dibilang sudah cukup untuk membina sebuah rumah tangga.

tak salah dugaanku ternyata memasuki bulan ke tujuh mereka mulai merencanakan akan membawa hubungan mereka yang sudah terbina lebih dari setengah tahun ini kejenjang yang lebih tinggi. ini ditandai dengan adanya rencana pertunangan mereka diakir bulan ini, karuan saja kakakku sangat gembira sekali mendengar keinginan yang keluar dari mulut Rio kekasih yang sangat dia cintai.

akhirnya memasuki bulan ke delapan merekapun resmi melakukan acara tunangan, acaranya dibikin sesederhana saja, cuma hanya ada keluarga belah pihak yang menghadiri acara itu dirumahku. sore itu kulihat wajah kakakku berbinar-binar melihat mobil Rio dan rombongannya yang mulai memasuki pelataran rumahmu yang tidak begitu luas. setelah mobil berhenti dan para penumpangnya pamanku sebagai penyambut tamu langsung menghampiri mereka dan mempersilahkan mereka segera masuk karena kami sekerluarga telah menunggu mereka dari tadi.

setelah dirasa cukup acara basa-basinya, kakekku yang dianggap sesepuh dikeluarga kami mulai berbicara dengan dia awali membaca bismilah dia menanyakan maksud akan kedatangan Rio sekeluarga kerumah kami begitu kakekku selesai berbicara gantian pamannya Rio yang dianggap sesepuh dikeluarganya mulai berdiri dan dengan santun mengutarakan maksud dan tujuan kedatangan Rio sekeluarga ke rumah kami. setelah pamannya Rio selesai mngutarakan maksud dan tujua mereka datang kemari , acara dilanjutkan dengan ramah tamah ditandai dengan menyantap hidangan yang telah disediakan dari tadi. sambil makan kedua keluarga bersendau gurau merayakan kebahagian yang mereka rasakan karena sebentar lagi kedua keluarga akan menjadu satu keluarga besar.

setalah acara pertunangan itu hubungan antara kakakku dan Rio tambah semakin lengket, dan tanpa ada kecurigaan antara keduanya karena mereka sudah percaya antara satu dengan yang lainnya dengan diadakannya acara tunangan kemarin. namun kepercayaan yang diberikan kakakku kepada Rio ternyata disalah gunakan. diluar sana Rio sendang jalan dengan seorang wanita cantik nan seksi yang menjadi objek fotonya, sedang kakakku di rumah masih berpositif thinking kalau setiap di telpon jarang Rio bisa menjawabya. dalam benak kakakku mungkin Rio lagi sibuk hingga ga tau kalau ada telpon masuk. hal seperti berulang sampai hampir sebulan lamanya.

mungkin benar kata orang, kalau kesabaran seseorang itu ada batasnya, kakakku yang manusia biasa merasa sudah ga bisa lagi menerima alasan-alasan Rio yang setiap kali di telpon jarang bisa menjawab dan sms tak jarang ada balasan. maka dengan bulat hati akhirnya kakakku memutuskan untuk mencari Rio dikantornya, didaerah kemayoran jakarta. karena rasa ingin taunya yang sangat kuat kenapa Rio sudah jarang menghubunginya lagi, langsung aja dia nyelonong masuk tanpa mempedulikan ada resepcionis disitu. benar saja setelah sampai didalam Rio sedang berasyik masyuk dengan seorang gadis muda yang cantik nan seksi. tanpa banyak bicara kakakku langsung mengambil gelas yang ada di meja lalu melemparkannya kearah mereka.
"pyar..." bunyi gelas pecah dan otamotis mengagetkan Rio dan cewek cantik tadi. spontan Rio berdiri dan berlari mengejar kakakku yang menangis tersedu sambil berlari menuju mobilnya.namun Rio tak kuasa menghentikan langkah kakakku yang telah dipenuhi dengan emosi.


sesampainya dirumah, kakakku langsung masuk kamar dan mengunci diri dikamar sambil menangis sejadi-jadinya. sambil menyesali apa yang telah tejadi, seakan bertanya pada dirinya sendiri "kenapa aku begitu mudah catuh cinta padanya? dan menerima ajakan untuk pacaran dan tunangan tanpa mengetahui dulu siapa dulu dia yang sebenarnya?bukan seorang potographer itu pasti berhubungan dengan gadis-gadis cantik nan seksi, tapi kanapa dia memilih aku yang hanya gadis biasa saja?betapa bodohnya aku.(masih menangis sambil memukul-mukulkan guling di kepalanya)


seminggu telah berlalu, selama itu pula Rio mencoba menemui kakakku, namun selalu saja kakakku ga mau menemuinya, mungkin rasa sakitnya masih begitu kuat jadi dia belum bisa membuka pintu hati untuk sekedar menemuinya.di hari kesebelas setelah kejadian itu tak disangka kakakku mau menemui Rio yang sengaja datang ke rumah untuk menjelaskan perihal kejadian saat itu. namun belum sempat Rio menjelaskan maksudnya kakakku sudah lebih dulu mengeluarkan kata usiran. sambil mengacungkan jari telunjuk kearah Rio, dia berteriak "pergi....,pergi jauh dariku....,jangan datang lagi dalam kehidupanku...,hubungan kita cukup sampai disini, ku tak mau kau lukai lagi hati ini.."

sebenarnya Rio tidak ingin pergi, namum melihat peringai kakakku yang masih penuh dengan amarah, akhirnya dengan wajah lesu akhirnya Rio beranjak juga dari tempat duduknya dan langsung pergi mengendarai mobilnya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda Pengunjung ke :

Website counter